KORUPTOR BERJAYA, RAKYAT MENDERITA

KORUPTOR BERJAYA, RAKYAT MENDERITA

Oleh: Andri Al-Yamin*

Andri Al-Yamin adalah “Santri” Pondok M2IQ Riau, dan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum UIN Suska Riau.



       Hingar bingar kasus korupsi seolah tak kunjung henti. Para koruptor “si tikus Negara” tetap masih merajalela dalam mengembangkan misinya. Koruptor muncul di berbagai sektor kehidupan manusia, mulai dari badan eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun di sektor organisasi-organisasi partai, dan bahkan di tingkat kelurahan juga terdapat prilaku tercela itu.
       Prilaku korupsi nampaknya telah mendarah daging dalam tubuh sebagian pemimpin-pemimpin negeri ini, yang kemudian mengakibatkan banyak kerugian diberbagai bidang. Baik kerugian dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain.
Akibatnya, Indonesia makin hari semakin terpuruk, tenggelam dalam kegelapan, hancur ditengah harapan. Korupsi yang dinilai prilaku tercela itu sudah menjadi cara utama sebagian pejabat publik dalam usaha memperkaya diri. 
      Nama-nama mereka yang melakukannya sangat banyak dan sering diberitakan di media-media masa, seperti tv, radio, Koran, majalah dan lain-lain. Mereka sangat populer layaknya para pemain bola yang sedang naik daun, seperti Van Persie, Cristiano Ronaldo, Radamel Falcao, dan Lionel Messi dengan Top Score sementaranya di liga Spanyol.
     Sungguh tragis nasib para rakyat kecil yang mengharapkan perhatian dari atasannya. Mereka menangis dalam tawa para koruptor, seakan-akan mereka seperti dipermainkan oleh atasannya. Padahal rakyatlah yang memilih mereka sebagai pemimpin.
Mereka ikut memilih pemimpin, karena menginginkan adanya perubahan yang lebih baik untuk bangsa yang besar ini. Tapi setelah terpilih menjadi wakil rakyat, justru yang dilakukannya terhadap Negara tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Seperti korupsi, suap dan lain-lain yang sifatnya merugikan rakyat dan negara
     Hal ini merupakan suatu sikap yang tak pantas dimiliki oleh siapapun, karena sifat ini akan merusak kepercayaan masyarakat, menjatuhkan harga diri, dan bahkan mengundang orang untuk benci kepada kita. Lihatlah fenomena yang terjadi saat ini, banyak pejabat-pejabat publik yang tidak dipercaya lagi di mata masyarakat. Semua itu akibat atau ulah dari prilaku korupsi yang tercela.
Melihat situasi dan kondisi pejabat publik seperti ini, menghantarkan kita kepada suatu keprihatinan, sekaligus mengundang kita untuk ikut campur dalam memberantas korupsi yang kian hari semakin mengganas ini.
       Kasus korupsi tidak hanya ada di Era reformasi ini saja, tetapi korupsi itu ada semenjak negara ini lahir. Maka tak heran, jika koruptor terus beranak pinak dan susah untuk diberantas. Hukuman yang diberikan oleh KPK, seakan-akan tidak membuat mereka jera pada prilaku tercela itu. Padahal jelas, bahwa prilaku itu mengundang KPK untuk memberikan hukuman yang berat pada pelakunya. Hukuman itu berupa penjara dan membayar denda.
           Akibat dari ulah para koruptor  yang tak bertanggung jawab itu, selalu berhasil menghantarkan Indonesia sebagai juara negara yang terkorup di Asia Tenggara, dan selalu mendapatkan ranking di level jagad raya.
        Semenjak bergulirnya orde lama, orde baru, dan sampai kepada masa reformasi, Indonesia masih tetap dihinggapi oleh aksi korupsi. Seakan-akan Indonesia menjadi ladang bagi para koruptor untuk berpesta kekayaan dengan mencuri uang rakyat.
       Aksi mereka yang berhasil melakukan korupsi itu, sama sekali tidak mencerminkan nilai kepemimpinan dalam dirinya. Hal ini sudah mulai dilakukan dari masa-masa sebelumnya. Namun hingga sekarang penyakit korupsi itu malah semakin merebak dan megganas.
         Aneh tapi nyata, sudah bertahun-tahun lamanya negara ini merdeka, tapi nilai kemerdekaan itu belum diraih sepenuhnya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan adanya pejabat publik yang berkhianat kepada bangsa ini, dengan cara memperkaya diri melalui korupsi.
       Koruptor adalah musuh terbesar bangsa ini. Ulah para koruptor telah berakibat pada rapuhnya pembangunan, lumpuhnya ekonomi, lemahnya penegakan hukum, tersumbatnya pendidikan, meningkatnya angka kemiskinan dan pada akhirnya berpotensi menghancurkan bangsa ini. Sungguh tindakan korupsi merupakan perbuatan keji dan berbahaya.
      Sungguh pedih hati rakyat melihat fenomena korupsi ini. Sudah banyak air mata rakyat kecil bercucuran akibat ulah para koruptor. Mereka terpaksa hidup dalam keterpurukan, bertahun-tahun lamanya mereka menderita, tapi perubahan yang diinginkan belum kunjung tiba.
Mereka para rakyat hanya mampu memohon dan berdo’a kepada yang maha kuasa, berharap semoga para pemimpinnya sadar atas prilaku tercela yang dilakukannya, dan segera bertobat menjauh dari dunia gelap itu.
     Oleh karenanya, sebelum ajal menjemput, dan hari pembalasan tiba, bertaubatlah wahai para koruptor, kembalikan uang rakyat, berprilakulah layaknya manusia ciptaan Tuhan yang berprilaku baik seperti jujur, adil, amanah dan lain-lain yang pernah diajarkan oleh baginda nabi Muhammad S.a.w. Tak ada kata terlambat untuk berubah. Dengan Demikian Indonesia bersih dari korupsi, dan rakyat akan puas dan mencintai pemimpinnya. Semoga. Wallahu A’lam.

Artikel ini bisa anda download dalam format file PDF dan Word... silakan klik tombol dibawah






0 komentar:

Post a Comment