Pemimpin Berkarakter

Oleh : Alfuzanni*
*Penulis adalah Peserta M2IQ, binaan Pondok M2IQ Riau.


Nampaknya karakter pemimpin bangsa ini semakin hari semakin lemah. Buktinya, kasus korupsi semakin banyak dilakukan oleh para pemimpin. Selain itu, masih ada beberapa   kasus amoral yang dilakukan oleh para pemimpin bangsa ini, yaitu seperti kasus bupati Garut, Provinsi Jawa Barat,  Aceng Fikri yang menikahi gadis hanya 4 hari, lalu menceraikannya. Kemudian membuat penghinaan terhadap mantan istrinya tersebut (kompas.com).

Jika kejadian seperti yang diceritakan di atas terus dilakukan pemimpin bangsa ini, maka bagaimana nasib bangsa ini? Dan bagaimana nasib rakyat? Apakah hal ini tidak pernah terfikirkan oleh para pemimpin yang telah melakukan tindakan yang jelas-jelas merugikan rakyatnya. Seharusnya mereka sebagai pemimpin bagi masyarakat bisa memberikan contoh teladan yang baik, karena mereka adalah orang yang dianggap mampu mengemban amanah rakyat dan dipercaya. Tetapi, kenyataan yang terjadi malah kepercayaan rakyat di salahgunakan oleh sebagian mereka dengan melakukan korupsi dan prilaku amoral lainnya.

Manusia memang diciptakan Allah sebagai pemimpin(QS.Al-Baqarah(2): 30). Akan tetapi, pemimpin seperti apa yang dikehendaki oleh Allah SWT dan umat manusia. Pemimpin yang dikehendaki oleh Allah SWT dan umat manusia adalah pemimpin berkarakter Qur’ani yang senantiasa memegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadist.

Seorang pemimpin harus memiliki karakter atau dalam Islam disebut dengan akhlak. Karakter dan akhlak sebenarnya dua kata yang berbeda namun memiliki arti dan makna yang sama. Saat ini akhlak di Indonesia lebih populer dengan bahasa karakter. Sehingga saat ini pendidikan karakter menjadi “trending topic” dalam dunia pendidikan setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung hal tersebut (eramuslim.com).

Konsep karakter (akhlak) dalam Islam merupakan konsep hidup yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan manusia itu sendiri. Pada prinsipnya karakter yang diinginkan oleh Islam adalah karakter yang senantiasa konsisten dan tetap dalam pendirian atau teguh dalam pendirian.

Itulah karakter yang sebenarnya, bukan karakter yang mudah berubah-ubah. Berubah-ubahnya watak dan kepribadian seseorang menunjukan lemahnya karakter. Perubahan-perubahan perilaku manusia ini disebabkan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai relatif yang terus berkembang. Jika ingin menanamkan karakter yang tak lekang dengan waktu, maka harus menggunakan referensi yang juga tak lekang dan universal, dan ini ada pada konsep akhlak dalam Islam yang referensinya adalah Al-Qur’an dan hadist, yang pada akhirnya akan tercipta para pemimpin berkarakter Qur’ani dari generasi-generasi muda.

Dalam perspektif Islam adapun ciri-ciri pemimpin yang berkarakter harus memiliki 4 sifat, sebagaimana sifat yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yakni Shidiq(benar, jujur), amanah(terpercaya), tabligh(komunikator) dan fathanah(cerdas). (Zubaedi, 2011 :171).

Selanjutnya, pengembangan karakter merupakan proses seumur hidup. Pengembangan karakter  anak merupakan upaya yang melibatkan semua pihak yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Ke empat pihak ini harus berjalan secara terintegrasi. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh dilingkungan yang berkarakter juga. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembag secara optimal dan memiliki karakter yang kuat tak lekang di makan waktu.

Di tengah kondisi Negara yang saat ini sangat krisis terhadap pemimpin yang berkarakter , maka diperlukan berbagai upaya yang harus dilakukan oleh umat Islam terkait mempersiapkan generasi muda sebagai calon pemimpin masa depan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam membentuk pemimpin berkarakter melalui peran berbagai pihak, diantaranya :

Pertama keluarga, paling tidak ada 3 peran penting keluarga dalam pembentukan karakter anak sebagai calon pemimpin masa depan. Pertama, keluarga berkewajiban menciptakan suasana yang hangat dan tentram. tanpa ketentraman, akan sukar bagi anak untuk belajar apa pun dan anak akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan jiwanya. ketegangan dan ketakutan adalah wadah yang buruk bagi pembentukan karkter anak. Kedua, keluarga harus bisa menjadi panutan yang positif bagi anak. Sebab, anak  banyak belajar dari apa yang dilihatnya daripada yang didengarnya. karakter orang tua yang diperlihatkan melalui tindakan sehari-hari merupakan bahan pelajara utama yang akan diserap oleh anak. Ketiga, keluarga harus mampu mendidik anak dengan baik, artinya mengajarkan karakter yang baik dan mendisiplinkan anak agar berprilaku sesuai dengan apa yang telah diajarkan.

Salah satu ciri anak yang berkarakter  adalah selalu menunjukkan sikap sopan dan hormatnya pada orang tua. Karakter  yang melekat pada setiap orang bukan datang dengan sendirinya, melainkan harus diciptakan. Terutama dalam keluarga, bukan merupakan keturunan. Dengan kata lain, karakter tidak merupakan keturunan melainkan merupakan produk pendidikan dalam keluarga perpaduan antara akal, kehendak dan rasa.

Kedua masyarakat, masyarakat merupakan lingkungan social kedua setelah keluarga dan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak. Namun, tidak semua masyarakat tahu akan peran tersebut. Walaupun tahu, terkadang seolah-olah masyarakat tutup mata dan telinga terhadap apa yang terjadi pada anak dilingkunganya. Prilaku masyarakat yang seperti ini tentu dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor tersebut bisa datang dari dalam masing-masing maupun dari pengaruh lingkungan. Peran masyarakat yang begitu besar menjadi sedikit terbengkalai dan dikesampingkan.

Pemuda sebagai generasi calon pemimpin bangsa harus memiliki karakter  yang kuat. Nah, dalam menumbuhkan karakter dapat melalui tokoh-tokoh masyarakat, para ulama dan LSM dengan cara membentuk remaja masjid, mengajak bergotong-royong, mengadakan pertandingan antar pemuda dan banyak lagi kegiatan yang dapat di lakukan. itu semua dilakukan dalam rangka memperat hubungan antara masyarakat dan pemuda. jika hubungan baik telah terjalin, maka sikap dan prilaku positif mudah terbentuk dan mudah juga untuk ditanamkan kepada diri pemuda. dengan demikian peran masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Ketiga dunia pendidikan. Peran yang dapat dilakukan oleh dunia pendidikan dalam pembentukan karakter dijalankan oleh para pendidik. Pendidik merupakan figur yang diharapkan mampu mendidik anak yang berkarakter. Adapun peran guru di sekolah sebagai pendidik dituntun menjalankan enam peran yaitu pertama, harus terlibat dalam proses pembelajaran dengan melakukan melakukan interaksi dengan siswa dalam mendiskusikan materi pembelajaran. kedua, harus menjadi contoh teladan (role mode) kepada siswa dalam berprilaku dan berbicara.ketiga, harus mampu mendorong siswa aktif dalam pembelajaran melalui penggunaan metode pembelajaran yang variatif. keempat, harus mampu mendorong dan membuat perubahan sehingga kepribadian, kemampuan dan keinginan guru dapat menciptakan hubungan yang saling menghormati dan bersahabat dengan siswanya. kelima, harus mampu membantu dan mengembangkan emosi serta kepekaan sosial siswa agar menjadi lebih takwa, menghargai ciptaan lain, mengembangkan keindahan dan belajar (soft skill) yang berguna bagi masa depan. keenam, harus menunjukkan rasa kecintaan kepada siswa, sehingga guru dalam membimbing siswa yang sulit tidak mudah putus asa.

Pemimpin berkarakter  tidak lahir begitu saja, ia lahir dari proses pembinaan dan pendidikan sebelum seseorang menjadi pemimpin. Keberhasilan pendidikan karakter akan menghasilkan stok pemimpin nasional yang berkarakter, dengan demikian akan menghasilkan wajah bangsa dan Negara yang berkarakter pula. untuk itu, Indonesia Oleh karena itu , semua pihak baik lembaga formal, informal dan nonformal harus berbagi tanggungjawab dalam mempersiapkan pemimpin berkarakter. sudah saatnya dipimpin oleh pemerintah yang baik dan mampu mengembangkan good governance dengan nnilai-nilai transparency, independenci, accountability, responsibility, fairness dan social awareness.


1 komentar:

Assalamu'alaikum..
Ma'af ustadz saya copas materinya. terima kasih

May 22, 2016 at 9:59 PM comment-delete

Post a Comment