Alfuzanni, lahir tanggal 22 April 1992 di Batupanjang, salah satu kelurahan di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis. Pemuda yang akrab disapa zani ini adalah anak keempat dari enam bersaudara. Ia dilahirkan dari keluarga yang cukup sederhana yang tinggal di salah satu pulau terluar Indonesia dan merupakan wilayah perbatasan dengan Malaysia. Ayahnya bernama Muslimin dan Ibunya bernama Jamilah.

      Pendidikan yang di tempuh yaitu MDA selama 4 tahun dan masuk SDN 024 Batupanjang tahun 1999 sampai lulus tahun 2005. Setelah lulus dari SD melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Rupat (2005-2008). Ketika di SMP berbagai prestasi mulai terukir dalam sejarah hidupnya, mulai dari juara kelas, juara umum, menjadi ketua OSIS, menjadi ketua PIMRU Pramuka, juara 3 lomba Puisi tingkat Kab. Bengkalis, juara 2 lomba pidato bahasa Inggris tingkat kecamatan, mengikuti lomba pidato bahasa inggris tingkat kabupaten Bengkalis, dan prestasi tertinggi ketika itu yakni menjadi utusan Kwarcab Kab. Bengkalis dalam ajang Jambore Nasional tahun 2006 di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Setelah lulus dari SMP, ia melanjutkan ke SMAN 1 Rupat (2008-2011). Di SMA, berbagai prestasi juga terus ia raih, seperti juara kelas, juara umum, ketua OSIS, ketua Pandega, mengikuti Raimuna Daerah tingkat Provinsi Riau di Bengkalis, dan masih banyak lagi.

      Tahun 2011 ia lulus dari SMA, dan semangat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tertanam kuat. Setelah mengikuti berbagai jalur ujian untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri, akhirnya diterima di salah satu universitas ternama di Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial pada jurusan Akuntansi D3.

    Tahun 2012 merupakan tahun pertama kali ia mulai mengikuti lomba di ajang MTQ pada cabang Menulis Makalah Al-Qur’an (MMQ), yang sebenarnya MMQ ini sudah berganti nama beberapa kali mulai dari MKIQ, M2IQ, dan akhirnya sekarang menjadi MMQ. Pada awal keikutsertaan di lomba cabang MMQ Alhamdulillah meraih juara 1 tingkat Kab. Bengkalis dan mewakili kab. Bengkalis ke tingkat Provinsi Riau dan meraih harapan 1. Setelah itu, dengan penuh tekad dan semangat di tahun 2013 mengikuti lomba lagi, namun kandas di juara 2 tingkat kab. Bengkalis dan tidak mendapatkan tiket ke Provinsi.

      Selanjutnya, di tahun 2014 ia mencoba keberuntungan di kab. Pelalawan dalam ajang yang sama, dan Alhamdulillah mendapat juara 1 dan menjadi duta Kab. Pelalawan ke Provinsi, namun lagi-lagi kandas di semifinal dan hanya meraih harapan 3. Selain itu, di tahun yang sama ia telah mampu menyelesaikan studi di bangku perkuliahan tepat 3 tahun, dan wisuda pada Juni 2014 dengan mendapat gelar A.Md. Setelah itu, ia langsung melanjutkan studi di almamaternya dengan mengikuti program transfer D3 ke S1 di Universitas dan jurusan yang sama, yang hingga saat ini sedang berjalan.  Di tahun 2015, ia tidak putus asa dan mengikuti lagi MTQ di Kab. Bengkalis yang baru-baru ini digelar, akan tetapi rezeki belum berpihak kepadanya, ia hanya meraih juara 2.

       Nah, ketika awal mengikuti lomba MMQ tersebut, ia sebenarnya tidak tahu sama sekali tentang bagaimana cara menulis makalah Al-Qur’an yang baik. Pada awalnya, hanya mencoba dan meminta petunjuk dan arahan dari salah satu dosen dan langsung juara, dari situlah lahir motivasi yang kuat untuk terus belajar menulis. Ketika tahun 2012 bertemu dengan Bang Susanto, ia mencoba berguru dan belajar dengan beliau di Pondok M2IQ Riau. Di sana banyak sekali ilmu yang diperoleh dan berbagai pengalaman didapatkan, “Awalnya saya tidak tahu sama sekali tentang tulis menulis, terutama menulis makalah Al-Qur’an. Namun, setelah mendapatkan bimbingan, petunjuk serta arahan dari berbagai pihak terutama bang Susanto sebagai pimpinan Pondok M2IQ Riau, saya merasakan, ternyata menulis makalah Al-Qur’an itu asik, menarik dan menakjubkan, karena menambah wawasan dan khazanah kelimuan tentang Al-Qur’an”, demikian ungkapnya (Humas).

Pendidikan Anti Korupsi: Memotong Generasi Korup
Karya : 
Susanto Al-Yamin





Ini Kata Mereka :


“Saya merasa yakin kalau buku ini akan menjadi air penyejuk tatkala bangsa ini sedang dahaga, lelah mencari lubang keluar dari himpitan korupsi. Sekecil apapun tetesan air itu, ia akan tetap memancarkan manfaat. Selamat mas Santo”
Prof. Dr. Asep S. Muhtadi, MA
(Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Ketua Majelis Hakim M2IQ Nasional)


“Kehadiran buku, yang ditulis oleh seorang Pemuda Pelopor Tingkat Nasional dan Juara Nasional Musabaqah Menulis Ilmiah al-Quran (M2IQ) ini, merupakan salah satu jawaban untuk menyiapkan upaya pendidikan anti  korupsi tersebut, dalam rangka menyiapkan generasi tanpa korupsi, melalui jalur pendidikan potong generasi korup. Tentu saja, selain tulisannya enak dibaca, juga gagasannya penting untuk ditumbuhkembangkan”
Aep Kusnawan
(Penulis dan Ketua Jurusan BKI Fak. Dakwah UIN SGD Bandung)

“Korupsi benar-benar telah menjadi masalah yang akut dan berkepanjangan bagi bangsa ini. Bak kata pepatah, patah tumbuh hilang berganti. Namun kita harus tetap optimis dan terus berupaya memberantas korupsi. Pemikiran bernas dan cerdas yang tertuang dalam buku ini merupakan salah satu solusi bijak dalam upaya pemberantasan korupsi. Ide dan gagasannya menarik untuk dikembangkan dan diterapkan dalam mencetak generasi anti korupsi. Saya meyakini, kehadiran buku yang ditulis oleh Pemuda Pelopor Nasional ini mampu memberikan manfaat dan secercah cahaya bagi bangsa ini”
Alimuddin Hassan Palawa
(Peneliti Institute for South-east Asia Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau)

“Membaca tulisan-tulisan Susanto Al-Yamin memberi senoktah asa, bahwa generasi muda Indonesia masih ada di tengah banyak yang sudah “wafat”, karena Susanto masih konsentrasi memperjuangkan nilai ideal di tengah berkecambahnya budaya materialis, pragmatis, dan hedonis. Semoga negeri ini masih memeram Susanto yang lain agar fajar baru Indonesia ‘kan menyerlah esok hari”
Griven H. Putera
(Sastrawan-Budayawan Melayu Riau)

Aisyah, lahir tanggal 16 oktober 1994 di sudut desa yang ada di Kecamatan Kubu Babussalam. Anak yang dilahirkan dari pasangan yang berbahagia Abdul Manan dan Siti Halimah ini merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara. Setelah menamatkan SD Negeri 001  di daerah tersebut, kemudian melanjutkan pendidikan  di Madrasah Tsanawiyah Al-Jami’atul Washliyah dan Sekolah Menengah Atas di Pondok Pesantren Babussalam Pekanbaru, Riau. Kemudian melanjutkan ke salah satu universitas terbesar di Provinsi Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Kimia.

Sejak tahun 2013, ia mulai mencoba mengikuti perlombaan Menulis Makalah Al-Qur’an (MMQ) tingkat kota Pekanbaru dan alhamdulillah meraih juara 3. Setelah itu mengikuti perlombaan MMQ  tingkat Provinsi Riau di Rokan Hulu namun  tidak jadi tampil karena suatu dan lain hal. Kemudian pada tahun 2014, ia mencoba kembali mengikuti perlombaan MMQ tingkat kabupaten Rokan Hilir mewakili Kecamatan Kubu Babussalam dan meraih juara harapan 1. Selanjutnya di tahun yang sama, mengikuti perlombaan MMQ Tingkat Kota Pekanbaru dan meraih juara 2. Setelah itu pada tahun 2015, ia kembali mengikuti perlombaan MMQ Tingkat Kota Pekanbaru dan meraih juara 3. Di tahun yang sama, mengikuti perlombaan MMQ Tingkat Kabupaten Rokan Hilir mewakili Kecamatan Kubu Babussalam dan meraih juara 1. Insya Allah putri Kubu Babussalam ini akan mewakili Kabupaten Rokan Hilir pada ajang MTQ Tingkat Provinsi Riau di Kabupaten Siak.

Pada awalnya ia berfikir bahwa menulis makalah al-Qur’an itu sangat sulit. Namun semenjak bergabung dengan Pondok M2Q Riau ia banyak mendapat ilmu dan pengalaman. “Awalnya saya berfikir bahwa menulis makalah al-Qur’an itu sangat sulit. Namun berkat bimbingan dari Bang Santo selaku pimpinan Pondok M2IQ Riau, saya merasa sangat tertarik dan merasa terus tertantang untuk belajar. Sehingga, dalam beberapa event saya dapat meraih juara. Singkatnya, saya merasa bahwa menulis makalah al-Qur’an itu selain seru dan menyenangkan, juga dapat menambah ilmu serta wawasan”, demikian ujarnya. (Humas).

Namanya Muhammad Zulkifli. Ia dilahirkan di desa Rantau Panjang Kiri Kec. Kubu Babussalam pada tanggal 13 Agustus 1992. Pemuda yang akrab disapa Izul/Ijul ini memiliki keahlian dalam bidang Desain Grafis, Teknisi Komputer, Administrasi dan Manajemen. Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi  UIN Suska Riau ini pernah menorehkan berbagai prestasi, diantaranya: Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Tingkat Kecamatan Kubu tahun 2004, Lulusan Berprestasi selama 3 tahun berturut-turut di MTs Al-Washliyah Kubu Babussalam tahun 2008, Lulusan Berprestasi selama 3 tahun berturut-turut di Madrasah Aliyah Perguruan Mu’allimin Kubu Babussalam tahun 2011. Kemudian pada Mei 2015 lalu, untuk pertama kalinya ia mengikuti lomba M2IQ tingkat Kabupaten Rokan Hilir dan langsung berhasil meraih juara II.

Pengurus sekaligus binaan Pondok M2IQ Riau ini sangat aktif dalam mensukseskan program-program Pondok M2IQ Riau. Ia selalu meluangkan waktu, keahlian dan tenaganya untuk mengabdi tanpa pamrih. Baginya, Pondok M2IQ Riau adalah tempat yang menyenangkan. “Saya merasa senang ketika mendapatkan kepercayaan yang tidak saya minta sama sekali. Banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan, yang tentunya adalah pengalaman menulis dan mendapatkan juara dalam lomba MMQ. Saya juga banyak dapat teman dan kenalan di Pondok M2IQ, sungguh saya beruntung telah bergabung”, demikian ujarnya.

Bagi yang ingin bersilaturahim dengannya, silahkan menghubungi
Email: m.zulkifli.com@gmail.com,
FB: www.facebook.com/idzulcifli, atau
Blog: m-zulkifli.blogspot.com



Oleh : Susanto Al-Yamin*
*Susanto Al-Yamin adalah Muballigh Muda Asal Kubu Babussalam.                    Belum lama ini, saya menyaksikan training motivasi yang disampaikan oleh motivator nasional di salah satu pesantren di Pekanbaru. Sang motivator itu menyampaikan materi dengan gaya bahasa dan intonasi yang sangat menarik dan menggugah. Di sela-sela penyampaian materinya, beberapa kali terdengar gemuruh tawa dan tepuk tangan dari para peserta yang terdiri dari santri dan guru pesantren.

       Walaupun acaranya berlangsung sampai larut malam, nampaknya para peserta benar-benar menikmati acara tersebut. Di penghujung acara, sang motivator mengajak para peserta bermuhasabah.
Oleh : Naufal Fadhlurrahman
*Penulis adalah Binaan Pondok M2IQ Riau dan Santri Pesantren al-Ihsan Riau. 


Apa yang ada di pikiran anda ketika berbicara tentang Indonesia? Ya, biasanya orang akan menjawab “Negara yang indah dan eksotis”. Indonesia juga memiliki Sumber Daya Alam yang sangat banyak, seperti; minyak, gas bumi, emas, perak, batu bara, dll. Namun sayang, ternyata Indonesia hanya mampu bertengger di barisan Negara berkembang dan SDA bangsa Indonesia banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan parahnya lagi, Indonesia memiliki banyak hutang.
Selain itu, Indonesia juga terkenal dengan pemeluk Islam terbanyak di dunia. Namun sayangnya, walaupun orang Indonesia banyak yang menganut agama Islam, tetapi, kenyataannya banyak yang berprilaku tidak sesuai dan sejalan dengan ajaran Islam. Banyak terjadi pembunuhan, perzinaan, dan banyak tindakan korupsi yang terjadi di Indonesia.

Apakah solusi dari persoalan di atas? Ya, pemuda. Pemuda adalah solusi dan harapan bangsa Indonesia. Dari pemudalah Indonesia akan berubah. Lalu pertanyaannya, bagaimana remaja muslim Indonesia sekarang? Sungguh, sangat miris hati kita melihat harapan bangsa Indonesia saat ini yang mulai hancur akhlaknya. Orang-orang Yahudi dan Barat telah berhasil membuat program-program yang menjauhkan pemuda-pemudi Muslim Indonesia dari agama. Mereka juga telah berhasil menjerumuskan pemuda-pemudi Indonesia ke lembah kemaksiatan. Mereka membuat program-program tersebut tujuannya agar para pemuda bangsa ini yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang adalah orang-orang yang jauh dari agama dan orang-orang yang rusak pikiran dan hatinya.

Anak muda zaman sekarang telah banyak mengikuti budaya kebarat-baratan. Yaitu memakai pakaian yang tidak menutup aurat, narkoba, free seks. Itulah beberapa hal yang menjadikan Indonesia ke depannya semakin hancur.

       Jadi, marilah kita sebagai pemuda harapan bangsa menjadikan al-Qur’an sebagai sahabat kita, di mana saja dan kapan saja, bukan gadget atapun HP. Dan marilah kita meneladani sikap Rasulullah Saw, mendalami siroh/kisah beliau dan para sahabatnya. Karena itulah yang akan menambah keimanan kita setiap harinya, bukan mengetahui kisah cinta Justin Bieber, Jennifer Lopez, Bruno Mars, dan lain-lain. Dan kita sebagai pemuda harus menjalankan ajaran al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasul, agar menjadikan Indonesia lebih baik di masa yang akan datang.